Konon ceritanya, Jawa Barat pernah diperintah oleh seorang raja yang
sangat berkuasa yakni, Prabu Siliwangi. Dia adalah seorang raja yang
sangat terkenal serta bijaksana. Ia memiliki seorang permaisuri yang
cantik serta beberapa orang selir.
Pada suatu hari, sang permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan yang
cantik. Kehadiran bayi kecil ini, membuat mereka sangat bahagia. Tetapi,
hal ini ternyata tidak disukai oleh para selir raja lainnya. Apalagi
bayi itu tumbuh menjadi besar dan wajahnya lebih cantik daripada ibunya.
Dan bayi tersebut diberi nama Putri Lara Kadita yang kelak akan menjadi
ahli waris dari tahta kerajaan ayahnya. Oleh karena itu, raja sangat
mencintainya dan mengasihi Putri Lara Kadita.
Sementara itu, para selir yang berusaha untuk menyingkirkan Putri Lara
Kadita, membuat suatu persengkokolan. Mereka menggunakan ilmu hitam
untuk menghancurkan kehidupan permaisuri beserta putrinya yang cantik
itu. Dan akhirnya, kuasa jahat dari ilmu hitam itu, telah membuat wajah
permaisuri dan putrinya menjadi sangat buruk serta tubuh mereka menjadi
berbau busuk.
Karena keadaannya yang sangat mengerikan, maka sang raja memerintahkan
permaisuri dan putrinya untuk meninggalkan istana. Alasannya, kalau
dibiarkan mereka tetap tinggal di istana, akan membawa bencana bagi
seluruh kerajaan. Selanjutnya, dengan terpaksa permaisuri dan putri
pergi dari istana dan berkelana tak tentu arah di dalam hutan. Mereka
pun menyusuri jalan-jalan sepi agar tidak bertemu dengan orang lain.
Tanpa disadari, mereka menuju ke arah selatan. Penderitaan mereka sangat
berat dan tidak tertahankan. Sampai akhirnya, sang permaisuri meninggal
dunia dalam perjalanan pengembaraannya. Tinggallah Putri Lara Kadita
seorang diri, dalam keadaan putus asa. Ia terus mengembara dan mengalami
banyak penderitaan, tanpa seorangpun yang menghiburnya.
Pada suatu hari karena terlalu lapar dan lelah, ia jatuh pingsan. Ketika
sadar kembali, ia mendengar suara deburan ombak dari arah selatan.
Suara ini, membangkitkan semangatnya untuk kembali melanjutkan
perjalanannya. Lalu, ia berjalan terus ke arah suara tersebut dan
mendapati suatu pemandangan yang sangat indah. Suatu lautan yang luas
dengan ombak-ombak besar yang menerjang batu karang di pantai.
Duduklah Putri Lara Kadita, dan beristirahat di salah satu batu karang
tersebut. Dan kini, tempat duduk itu dinamakan Karanghawu dan menjadi
objek wisata yang terkenal, berlokasi sekitar 8 kilometer di sebelah
barat Inna Samudra Beach.
Pada saat duduk di atas batu karang itu, ia tertidur dan bermimpi. Dalam
mimpinya, Putri mendapat petunjuk bahwa keadaan dan kecantikannya dapat
dipulihkan bila ia membersihkan dirinya dengan melompat ke laut dan
menenggelamkan diri.
Setelah terjaga, ia pun berdiri di pinggir batu karang dan melompat ke
dalam laut. Ternyata, tubuhnya pulih dan wajahnya pun menjadi cantik
kembali. Sejak saat itulah, ia menjadi ratu di laut tersebut dan
memerintah bagian selatan Pulau Jawa. Rupanya sejak saat itu pula ia
bergelar "Nyi Loro Kidul". Yakni, ratu laut selatan.
Sebagian besar masyarakat di daerah Pelabuhanratu, sampai saat ini masih
percaya akan kuasa yang memerintah di laut selatan ini. Maka untuk
memperingati hal itu, tanggal 6 April ditetapkan sebagai hari nelayan
bagi masyarakat Kota Pelabuhanratu, Sukabumi. Dimana dalam perayaannya,
selalu dilaksanakan kegiatan "Pesta Laut" (Labuh Saji). Tujuannya, untuk
memohon agar Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan dan
kemakmuran. Berkaitan dengan legenda serta kepercayaan dari sebagian
masyarakat itulah, maka Samudra Beach Hotel Pelabuhanratu menyediakan
sebuah ruangan khusus sebagai gambaran dari legenda Nyai Roro Kidul.
Hotel Inna Samudera adalah hotel berbintang di kawasan Pelabuhan Ratu.
Hotel ini mempunyai fasilitas yang lengkap, mulai dari service yang
baik, kolam renang, taman bermain, hingga letaknya yang di pinggir
pantai. Hotel ini didirikan pada tahun 1962 oleh Presiden Soekarno.
Hotel ini sempat menyaingi beberapa hotel di Bali karena fasilitas dan
kemegahannya.
Beranikanlah diri Anda mengunjungi kamar 308, milik Nyai Roro Kidul.
Kamar ini tak pernah sepi dari para pelancong, yang ingin meminta ilmu
dan berdoa di kamar tersebut. Sampai Julia Perez, artis terkenal, pun
menginap di tempat ini. Tenang saja, Anda tidak harus menginap, tetapi
cukup membayar biaya sukarela sekitar Rp 35.000 untuk melihat dari dekat
kamar ini.
Anda akan diantar oleh salah satu petugas hotel menuju kamar ini. Begitu
masuk, suasana mencekam akan langsung menghampiri Anda. Warna hijau dan
bau-bau dupa serta sesajen dapat Anda rasakan. Kamar ini cukup simple,
hanya memiliki satu kasur serta kamar mandi. Akan tetapi, kebersihan
kamar ini tetap terjaga, karena untuk menghormati Nyai Roro Kidul.
Di dekat kasur, terpampang lukisan Nyai Roro Kidul yang besar, konon ia
biasanya beristirahat di tempat ini. Di kamar ini pun, Anda dapat
melihat banyaknya surat-surat dari hasil doa dan pertapaan orang-orang.
Isinya, banyak yang meminta rezeki dan jodoh.
Selain itu, juga terdapat banyak perhiasan, baju, dan
pemberian-pemberian orang-orang yang bertapa untuk Nyai Roro Kidul. Anda
pun diperbolehkan untuk mengambil gambar di sini, tapi ingat, jangan
pernah berkata-kata kasar dan senonoh.
Bicara tentang nyi roro kidul memang tidak ada habisnya. Ada yang pro
ada yang kontra. Ada yang mengatakan nyi roro kidul jahat dan ada yang
mengatakan baik. Ada yang mengatakan nyi roro kidul jin ada juga yang
mengatakan manusia.
Terlepas dari itu semua, hampir di tiap negara memiliki cerita-cerita
legenda tersendiri yang akan memperkaya khazanah budaya negara itu
sendiri. Soal benar atau tidaknya silahkan berpegang teguh pada
keyakinan masing-masing dan saling menghormati pendapat orang lain.
Tidak ada yang lebih mengetahui suatu kebenaran melainkan Allah sebagai
pencipta mahluk-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar