Kamis, 19 Maret 2015

Aku Cemburu

Dan selama kamu tidak yakin dengan jalan yang kamu tempuh, kamu masih punya kesempatan untuk merubahnya, dari sekarang.
Mantan, iya mantan kan? Trus kenapa masih dipedulikan? Kenapa masih juga menghubungi? Karena enggak mau musuhan? Trus mau jadi teman deket gitu? Mau jadi orang yang masih berhubungan akrab walaupun statusnya mantan? Iya gitu?
Pisau mana pisau? Lebih baik perih karena disayat pisau, daripada hatiku tersayat melihatmu masih peduli padanya. Aku egois? Iya emang, aku emang egois, karena aku enggak mau membagimu dengan siapapun itu. Titik.
Mata Guntur masih menatap hapenya, dia sepertinya membaca sms serius banget. Aduh, kok hatiku tiba-tiba nyesek gini sih? Huff.. pelan-pelan Sinta, ayo.. kamu pasti bisa menahan emosimu. Aku berusaha menyemangati diriku sendiri. Aku mendekati Guntur, sebenarnya hari ini malam minggu, aku sedang asik mau ngedate sama dia, tapi pas mau keluar rumah? Dia dapat telpon dari Intan, adik Dinda, ini bagian yang enggak aku suka, Dinda itu mantannya Guntur. Mantan sejak 5 tahun yang lalu. Dan sekarang Guntur sudah jadi milikku, iya jadi milikku, walaupun baru seumur jagung, tapi aku yakin Guntur punya alasan kuat kenapa memilih aku dan melupakan Dinda. Eh, itu kemarin sih, tapi hari ini? Aku galau nda. Sumfeh. Rasanya pengen banting stir di gurun gitu, biar mblusuk sekalian.
Aku mencoba mendekat di depan Guntur, menatapnya, berharap dia mau ngomong sesuatu.
“Beph..”, panggilku.
“Bentar beph, aku lagi bingung ini”
“Gimana aku bisa tau kamu bingung atau gak, kalo kamu diam gitu”
“Bebeph sayang.. jangan ngambek donk, ini Intan sms aku dia bilang Dinda kecelakaan, dan aku disuruh kesana, aku bilang mau kesana nanti tapi kayaknya dia nyuruh aku sekarang”
“Ya udah, jenguk aja sana, daripada kamu kencan ma aku tapi ingatnya Dinda terus”, ucapku langsung masuk ke dalam rumah. Aku mau nangis, sumpah. Tisu mana tisu.
Aku kok enggak dikejar si sama Guntur? Dia malah menstarter motornya pergi. HUAH! Dinda dinomorsatukan! Aku enggak rela. Aku langsung menenggelamkan wajahku ke bantal. Enggak aku enggak rela disakiti begini. Aku milih untuk putusin dia. Aku mengambil hapeku dan sms dia.
Kita putus. Aku tau km lbh cinta sama Dinda
Aku ngetik sms itu sambil menangis.
5 menit kemudian..
Tidak ada balasan.
Semakin nyesek di dadaku. Rasanya air mataku keluar tiada henti. Aku pikir dia akan mengurungkan niatnya dan memilih untuk menjaga perasaanku.
10 menit kemudian..
15 menit kemudian..
20 menit kemudian..
Aku kecewa dengan sikap Guntur. Ternyata aku salah mencintainya.
Rasanya seperti baru kemarin aku mendengar cerita Guntur tentang Dinda. Saat aku dan dia berada di loteng rumahnya memberi makan merpatinya. Dia punya banyak merpati, kira-kira ada 10 pasang merpati. Sering diikutkan lomba merpati juga, kadang menang, kadang juara harapan.
“Kamu jangan cemburu sama Dinda ya Beph”, ucapnya sambil memberi makan merpati.
“Kalo kamu masih hubungan ma dia ya aku cemburu lah. Kan aku gak mau kehilangan kamu”
“Itu namanya kekanak-kanakan. Orang yang sudah putus ya gak boleh musuhan, aku dan Dinda kan masih bisa berteman. Aku gak mungkin musuhan dengan dia. Aku pacaran sama dia 5 tahun loh Beph”
“Trus kalo pacaran 5 tahun harus tetep mesra gitu? Walopun udah putus? Enggak kan Beph?”
“Loh yang mesra itu siapa? Hahaha kamu itu…”
“Emang kenapa putusnya beph? Trus kenapa Dinda mendekatimu lagi? Mau minta balikan?”
“Iya, begitulah. Aku kan cowok ganteng jadi pasti direbutin sana-sini”
“Tapi aku enggak mau memperebutkan kamu. Kalo kamu enggak tegas, aku gak akan memilihmu beph”
“Dinda itu….”
Eh eh, dia mau cerita soal Dinda? Harus aku dengerin ya? Kayaknya enggak penting sih, kan dia udah jadi milikku. Tapi aku gak mungkin menyela ucapannya, dia sepertinya mau ngeluarin semua unek-uneknya tentang Dinda.
“Dia pacaran sama aku sejak kelas 2 SMP”, ucapnya mengawali cerita cintanya dengan Dinda.
“Trus?”
“Dia dan aku terus melanjutkan sampai di SMA, pas dia kelas 2 SMA dan aku kelas 3 SMA, dia hamil”
HAH?!
Apa apa? Bisa diulang lagi gak? Hamil? Eh, serius?
“Hah??”
“Iya, beph.. dia hamil, tapi tak suruh gugurkan?”
“Jadi? Aku harus bilang Waw gitu?”
“Eh, kamu tanya dunk kenapa?”
“Pasti kamu bakal jawab karena masih sekolah, jadi musti digugurin”
“Salah. Sebenernya aku mau tanggung jawab, aku bersedia nikahin dia, kan orangtua ku sama orangtuanya udah setuju, tapi dia selingkuh”
“Hah? Apa? Selingkuh? Gila… kalo ngefitnah jangan berlebihan lah beph. Bilang aja kamu udah bosan sama dia gak papa kok”
“Aku kalo udah sayang sama satu orang gak mungkin bisa berpindah ke lain hati, aku tuh sayang sama dia, dulu… iya dulu… tapi dia kepergok lagi berboncengan sama cowok, temen deketku sendiri”
“Ya, mungkin aja temen kamu nganterin dia kemana gitu. Cuma nolongin aja, gak bermaksud apa-apa”
“Enggak, enggak Cuma nolongin, aku mempertemukan mereka berdua, dan akhirnya mereka berdua ngaku kalo mereka deket, dan temenku cowok bilang kalo dia sayang banget sama Dinda”
“Terus Dinda galau? Di satu sisi, lagi hamil anak kamu, tapi di sisi lain dia kasmaran sama tuh cowok?”
“Iya, dia bingung, ya udah aku milih untuk mutusin dia dan gugurin kandungannya”
“Dan janinnya kamu buang atau kamu kubur?”
“Aku kubur lah, masak aku buang, waktu itu udah jalan 5 bulan”
“Udah gede donk. Kalo dia sekolah? Apa enggak kelihatan tuh perut?”
“Aku nyuruh dia pake korset di perutnya sedemikian rupa hingga enggak kelihatan”
“Sadis kamu beph.. tapi salah si dia juga sih, mau-maunya ya”
“Makanya saat dia milih cowok lain aku milih buat ninggalin dia. Sudah 2 tahun aku tidak komunikasi sama dia. Hingga akhirnya ketemu kamu, ya udah kita jadian deh”
Aku tau setiap manusia pasti melakukan kesalahan. Jadi aku tidak pernah terlalu memusingkan masa lalu itu.
Pagi ini, jam 07.00..
Aku sia-sia menunggu sms dari Guntur. Percuma saja aku berharap dia meminta maaf sama aku.
Tiba-tiba hapeku berdering. Ada panggilan masuk. Dan ternyata itu dari Guntur.
“Hallo”
“ya”
“Kamu serius sms gitu semalem?”
“Iya”
“Kamu gak ingin dengar penjelasanku lagi?”
“Enggak ada yang perlu dijelaskan lagi”
“Yakin kamu dengan keputusanmu itu?”
“Iya”
“Ya sudahlah, kalo kamu tidak mau dengerin penjelasanku lagi. Aku harap kamu tidak akan menyesal”
“Aku tidak akan menyesal melepas cowok yang tidak bisa menjaga perasaan si cewek”
Buru-buru aku mengakhiri panggilannya, agar aku tidak mendengar alasan-alasan Guntur lagi.
Tuhan, jika ini yang terbaik untukku aku terima, tapi jika aku salah mengambil keputusan, lapangkanlah dadaku dan berikan kesabaran lebih.
2 hari kemudian,
Aku melihat Dinda berada di rumah Guntur. Inikah jawabannya? Aku tidak salah mengambil keputusan? Tapi mengapa aku tidak mendengarkan penjelasan Guntur terlebih dahulu? Akunya sekarang jadi penasaran.
“Mba, Sinta”, panggil seseorang. Aku menoleh ke belakang. Ternyata Awan, adiknya Guntur.
“Ada apa dek Awan?”
“Ini dapet surat mba, dari mas Guntur. Tadi aku mau antar ke rumah mba, tapi aku ngelihat mba disini, ya udah aku kasihkan aja”
“Oh, makasih ya dek”
“Iya, mba. Aku pulang dulu ya mba”
“iya dek”
Aku deg-degan menerima surat itu, pasti isinya bikin hatiku hancur berkeping-keping. Aku gak mau membacanya disini, aku mau pulang dan membacanya di kamar. Jadi kalaupun aku harus nangis gak akan ada orang yang tau.
Sampai di kamarku,
Aku segera membuka surat itu,
To: Sinta
Beph,
Kamu salah menilaiku, kamu egois dengan semua pendapatmu, kamu tidak mau mendengarkan penjelasan orang lain, kamu selalu anggap kamu yang benar, tapi kamu tidak mencari faktanya.
Beph, Dinda itu kecelakaan, dia lagi naik motor, tiba-tiba kepalanya pening gak karuan, hingga dia hilang kendali dan terjadilah tabrakan itu. Kamu tidak tau kan beph, kenapa Dinda tiba-tiba pening? Dia itu penderita tumor otak. Dan aku baru tau waktu Intan sms aku di hari kejadian kecelakaan itu.
Beph, emang bener Dinda itu mantanku, tapi dia enggak sebaik kamu, dia enggak seperhatian kamu, dia enggak selucu kamu.
Maafin aku beph, aku lebih memilih untuk kembali bersama dengan Dinda, karena aku merasa kamu sudah tidak mau lagi sama aku kan beph?
Untuk yang terakhir kalinya, aku ingin mengucapkan padamu beph, kalo aku bahagia pernah mencintai dan dicintai kamu. Banyak hal yang indah yang akan aku simpan beph.
Aku do’akan kamu mendapat yang lebih baik dari aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar