Kamis, 19 Maret 2015

Penantian yang Tiada Akhir

Wah…” seruku ketika melihat cowok cool, keren yang lewat di depanku.
Kenalkan aku Elsa, aku siswa kelas 12 di SMA Xaverius 6. Di sekolah aku dicap sebagai anak cewek yang berandal, karena salah satu kasusku di kelas 11 dulu.
Hari itu…
Dia sedang bermain basket, orang yang kusuka, dan paling tren di kelas, namanya Elwin Rustam. Aku selalu duduk di sebelahnya setiap pelajaran komputer. Tetapi perasaanku ini diketahui oleh si zombie yaitu Joseph Fernando Lim dan Leonardo Jonathan mantanku.
Desember, 26 2013
Aku mendapat pesan dari nomor yang tidak ku kenal setelah berulang-ulang kutanya. Jawaban yang sangat membuatku terkejut pun tiba, “Elwin kah itu? ataukah ada seseorang yang mengerjaiku” selalu kata-kata itu yang ada di otakku selama chat sms bersama dia dan akhirnya besok itu benar benar Elwin, aku sangat gembira.
Setelah lama kelamaan, aku keceplosan terkirim sebuah sms yang menuliskan “aku orang yang duduk di sebelahmu, selalu memberimu tissue di saat kau lelah main basket, dan aku adalah orang yang menyukaimu”. Mulai dari semenjak sms itu terkirim, aku dan elwin tak pernah saling mengobrol lagi. Kami mulai berjauh-jauhan apalagi manusia planet pluto yang biasa dipanggil lucky selalu mencie…cie..i ku di kelas. Hal itu membuat Elwin semakin menjauh dariku, aku takut dia benci dan akan terus dan semakin menjauhiku.
Tapi tak semudah itu juga aku dan perasaanku berpindah ke lain hati. aku tak berniat untuk menyatakan cintaku padanaya, tetapi aku lebih memilih menunggu dia untuk menyatakan cintanya padaku meski itu tidak akan pernah terjadi.
Semua teman-temanku tidak ada yang mendukungku… sampai akhirnya aku menjadi gila dan suka bernyanyi dan berteriak teriak memanggil namanya. Tetapi itu percuma, Elwin takkan merespon mungkin kebenciannya sudah di atas kebencianku terhadap si zombie. Aku sangat sedih, terkadang dikala ku sendirian di kamar aku menangisi sikapnya kepadaku.
Februari, 5 2014.
Pelajaran biologi…
Aku dan temanku Marcellina masih berada di luar kelas, ketika aku masuk ke kelas, beberapa temanku menyorakiku. Aku heran dan ternyata… Aku duduk BERSEBELAHAN dengan Elwin!! Rasa takut dan gembira pun bercampur menjadi satu kayak gado gado. Tetapi maut memisahkan kami, hingga akhirnya aku duduk dengan Ferdy. “aku menjauh bukan karena aku membenci elwin, tetapi aku justru takut semakin aku dekat dengan elwin, semakin bertambah besar rasa benci nya ke aku” Jawabanku untuk Ferdy yang nanya alasan aku jauhin Elwin.
Februari, 6 2014.
Di lapangan basket..
Aku bernyanyi “tek kotek kotek kotek elwin kapan kau nembak sabeth? tek kotek kotek kotek sampai kiamat takkan terjadi” belum selesai aku menyanyikan lagu itu. “sudah pasti” Aku tersinggung dengan celetuk dari seseorang yang aku kenal, Brigita pacar Jonathan. Aku sedikit kesal padanya, but this is just joke.
Berapa lama lagi rasa ini harus menanti ?Berapa lama lagi harus ku nanti? Aku serius sayang sama Elwin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar