Rabu, 18 Maret 2015

My First Love Itu Sahabatku

“Yasmin tunggu!” kata seseorang kepadaku sambil menarik tanganku. “Apa?” jawabku singkat. “Minta datanya dong, kurang nih” pintanya kepadaku. “Oyaudah tukeran aja aku juga kurang” jawabku sambil menyodorkan buku. “Minta datanya Andin juga ya” katanya. “Ya udah, tapi aku gak hapal nomor handphone dia” kataku. “Ya udah gak papa kok” jawabnya santai. “Nih!” kataku sambil menyodorkan buku. “Eh tunggu yas! Makasih yaa” katanya sambil tersenyum.
Kegiatan paskibra hari ini sangat melelahkan, bayangkan saja disuruh meminta data dua puluh orang yang bukan dari kelas sendiri. Aku yang sedang kelelahan tiduran di kamar. Tiba-tiba ada sms masuk. “Met ultah ya” sms dari nomor baru. Aku tidak membalasnya karena tidak ada pulsa. Oh iya hari ini aku ulang tahun yang ke 13 tahun. Tadi pagi di sekolah aku dikerjain habis-habisan oleh teman-temanku. Ditambah dengan kegiatan paskibra yang melelahkan itu. Tapi aku senang sekali hari ini, apalagi kejadian waktu penukaran data tadi pagi.
Ketika aku sedang tiduran setengah mengantuk, ada sms masuk lagi. “Hay Yasmin yaa” bunyi sms itu. Aku lagi-lagi tidak membalasnya karena tidak mempunyai pulsa. Hmmm.. pasti anak-anak yang tadi bertukaran data denganku. Aku tidak menghiraukannya, aku langsung tidur karena kelelahan.
Esok paginya ketika aku bangun tidur, ada sms lagi dari nomor kemarin. “Hay ini Yasmin kelas 7A kan? Aku Kian anak 7G” bunyi sms itu. “Dia kan Kian Al Farabi yang kemarin narik tangan aku” kataku bicara dalam hati sambil tersenyum. Aku langsung buru-buru membeli pulsa dan membalas sms dari Kian. “Iya aku Yasmin, maaf kemarin aku gak ada pulsa” balasku.
Semenjak saat itu dia sering sekali sms aku, tapi aku tidak mau sms duluan, selalu dia yang memulai. Kian memanggil aku dengan sebutan imut dan aku memanggilnya dengan sebutan jelek, hahaha memang kocak deh.
Dia anaknya baik, perhatian, manis pula. Tapi ada yang aneh, dia juga sering tanya-tanya tentang Andin sahabatku, bahkan dia meminta nomor handphone Andin kepadaku. Sampai akhirnya kami bertiga bersahabat, aku, Kian dan Andin. Persahabatan yang kami jalani sungguh indah, aku senang sekali mempunyai sahabat seperti mereka berdua. Sepertinhya aku menyukai sahabatku itu. Ya Kian lah orangnya yang membuat aku pertama kali jatuh cinta. He is my first love for me.
Suatu hari Kian curhat kepadaku kalau dia menyukai Andin sahabatku karena wajah Andin mirip sekali dengan wajah mantannya. Seperti tercabik-cabik rasanya pada saat Kian bercerita itu semua. Aku menangis di dalam kamar sendirian. Oh tuhan, ternyata Kian selama ini mendekatiku karena ingin dekat dengan Andin yaa Tuhan. Namun, aku tetap bersikap baik dengan Kian, bahkan aku membantu menyomblangkan Kian dengan Andin.
Sebenarnya hatiku sakit, aku sangat terluka tapi apa boleh buat aku tidak boleh menyakiti perasaan sahabatku. Aku membantu Kian untuk menjadi pacarnya Andin. Aku ingat dulu waktu Kian menyatakan perasaannya kepadaku tetapi aku menganggap bahwa semua itu bercanda, aku menyesal dengan sikapku waktu itu. Tapi penyesalanku sia-sia sekarang hati Kian hanya untuk Andin. Sampai akhirnya mereka berdua pun jadian, ada rasa senang karena aku telah berhasil mempersatukan mereka namun ada rasa sakit yang amat sangat mendalam di lubuk hatiku. Terimakasih Kian, engkau telah menjadi sahabat terbaikku sekaligus menjadi my first love

Tidak ada komentar:

Posting Komentar