Jumat, 20 Maret 2015

Kukira Itu Cinta

Aku memandang ponsel BBku dengan geram. Kini, ponsel bukanlah sarana penyemangat, hiburan ataupun komunikasi bagiku khususnya. BB ini menjadi suram bagiku. Dentingan dan LED BBku pun tak pernah ku hiraukan. Percuma saja! Jika aku memandang BBku, BBM darimu, Telfon darimu, SMS darimu ataupun Skype darimu tidak lagi kan kudapatkan. Aku merasa benar-benar kacau. Lewat BBM, kau memaki, mencaci, membentak dan menyalahkanku. Sementara aku sendiri tidak tau dosa apa yang telah ku perbuat padamu hingga berakibat seperti ini.
Kau mengawali segalanya. Kau memulai perkenalan kita. Perkenalan yang aku lupa kapan itu terjadi. Dan entah bagaimana bisa terjadi. Aku sudah melupakannya. Yang ku tau dan ku ingat, kau begitu menyenangkan saat itu. Kita tertawa, bercanda dan bercerita apapun yang menarik. Penting ataupun tidak penting. Kau selalu memiliki topik untuk dibicarakan lewat pesan BBM. Kita pun saling bertukar foto. Foto masa lalu kita yang konyol dan lucu.
Foto itu adalah foto kita saat berumur 5 tahun. Foto kita yang unyu dan imut itu sukses membuat kita tertawa lepas di tempat masing-masing. Dan tentunya di depan ponsel BB masing-masing. Kemudian kau mengirim gambar macan dan menyamakanku dengan gambar menyeramkan itu. Aku tak mau kalah. Aku membalas dengan mengirimimu gambar pocong. Kau tidak terima dan marah-marah tak jelas padaku.
Semakin lama aku merasakan ada gejolak dalam relung hatiku, ikut menari riang gembira, bergoyang-goyang, serta terbang melayang. Aku bahagia. Perhatian yang kau berikan padaku kurasa tulus. Kau bercerita tentang cinta. Segala pendapatmu tentang cinta kau ceritakan padaku. Dengan caramu. Caramu yang sangat menyentuh hatiku. Caramu yang membuatku semakin terpesona oleh sosokmu.
Pada suatu saat kita saling menceritakan pengalaman cinta kita. Cinta pertamamu begitu indah. Kau menceritakan dengan gaya laksana sang pujangga cinta. Kau juga bercerita tentang mantan-mantan pacarmu. Bercerita tentang kau yang pernah menjadi ‘Kekasih Gelap’. Di dalam hati aku merutuki kebodohanmu yang dengan santai menjadi Selingkuhan. Betapa cerobohnya dirimu. Bagaimana jika pacar asli dari pacarmu itu tau? Entahlah. Itu bukan urusanku. Jika kamu milikku, aku berjanji takkan pernah menduakanmu.
Di setiap malam harinya, kita selalu bersapa ria lewat skype, twitter, facebook, line dan Sosial Media lainnya. Melalui skype, saat itulah wajahmu dan wajahku bertemu secara dekat dengan perantara webcam. Matamu memancarkan elok nirmala kesejukan fajar dalam hatiku. Suara lembutmu yang mengucapkan “Good Night” berhasil menarik bibir ini hingga mengukir sebuah senyuman manis. Walau hanya 2 kata, tapi aku tak bisa untuk tidak mengartikan itu wujud perhatianmu padaku. Aku terlelap dalam tidurku bersama mimpiku. Kulihat bayanganmu tersenyum manis di mimpiku. Ya Tuhan! Kurasa aku mulai menyukainya dan menyayanginya.
Dan lagi terjadi, di lain hari. Kau adalah seorang pemain bola. Aku tahu itu, karena kita memang satu sekolah. Dan aku mencari berbagai informasi tentangmu dari teman-teman dekatmu. Aku juga sangat menyukai sepak bola. Kita membicarakan tentang tim favorit kita. Pemain idola kita. Kau menyukai Arsenal, sedangkan aku menyukai Barcelona. Di hari sabtu dan minggu adalah hari latihanmu. Kau selalu mengabariku. Apa yang sedang kau lakukan, dimana keberadaanmu, bersama siapa dirimu saat itu. Kau mengabariku. Seusai ataupun sebelum latihan kau mengirimiku BBM. Dan yang semakin membuatku kaget adalah, kau memanggilku ‘SAYANG’.
Aku kira aku memang orang bodoh. Karena hubungan kita berangsur-angsur tanpa ikatan yang jelas. Di malam minggu setelah kemenangan tim sepak bolamu yang mendapat juara 1, kau mengajakku jalan, dinner dan ini adalah kali pertamaku ngedate denganmu. Ah apa ini bisa dibilang kencan? Yaaa kurasa memang begitu. Kau menghampiri langsung di rumahku, dengan motor sportmu tentunya. Dan tak ketinggalan kau meminta izin kepada ayahku tersayang untuk mengajakku keluar. Betapa bahagianya diriku. Bagaimana bisa aku hanya menganggap ini semua wajar sebagai teman. Semua kaum perempuan pun akan merasa benar-benar dicintai saat seseorang yang disayangi melakukan hal itu.
Aku membonceng di belakang mu dengan perasaan campur aduk. Kau melajukan motormu itu sangat kencang. Ah laki-laki memang modus. Itu taktik agar perempuan takut jatuh lalu akan merangkul pinggangnya dengan erat. Mau tak mau aku merangkul pinggangmu. Semakin kencang lajumu, semakin erat tanganku melingkari pinggangmu. Denyut jantungku begitu kencang, darah terpompa dari bilik kiri ke seluruh tubuh, arteri di tanganku mengalir deras, aku merasa seperti lari maraton. Aku berharap kau bisa merasakannya.
2 hari setelah malam itu, kau menghilang tak berjejak. Pesan BBM darimu kutunggu-tunggu juga tak kunjung datang. Aku berfikir, mungkinkah kenangan malam itu hanya mimpi? Tidak mungkin! Aku merasakan itu semua benar-benar nyata! Aku mencubit lenganku waktu itu, dan rasanya sakit. Ah atau… mungkinkah malam itu adalah perayaan perpisahan kita? Oh Ya Tuhan… Kumohon jangaaan!
Hingga suatu ketika kabar burung terdengar oleh telingaku. Kau memiliki kekasih baru. Yang tak lain adalah temanku. Aku mencoba meminta penjelasan padamu, dan kau mengakuinya. Aku juga meminta penjelasan padanya, tapi dia tetap mengelak tak mau mengakuinya. Aku mendesaknya dan akhirnya ia mengakui itu. Bahwa dia -yang merupakan temanku- adalah kekasihmu. Aku memintanya menceritakan bagaimana dia bisa jadian denganmu. Aku tak bisa mengontrol emosiku saat itu. Aku luapkan padanya. Sementara kau dengan santai justru membelanya dan terus-terusan menyudutkanku, menyalahkanku, membentakku, bahkan mencaci maki diriku.
Air mataku terus berlinang. Hati ini terasa sakit dan perih. Bagai tertusuk belati. Aku ingin sekali berteriak saat itu, tapi aku menyadari keberadaanku yang kini di dalam kamar. Aku khawatir orang-orang akan menyangka aku ini GILA. Ku urungkan niatku berteriak dan terus menangis tersendu. BB yang kini kupegang terasa menggetarkan. Lewat BBM, Chat, DM dan pesan singkat kalian berterus terang saja meminta maaf kepadaku atas dosa yang kalian perbuat. Dentingan BBku berbunyi tanpa henti, Flipnya pun berkedip-kedip merah, biru, hijau. Aku tak kuasa! Tanpa pikir panjang, kumatikan saja ponsel BBku ini. BB keramat yang menyisakan luka mendalam bagiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar